Cara Penularan Virus Corona COVID 19
Sebelumnya saya sudah mengupas tentang segala informasi mengenai COVID 19 atau corona virus atau juga yang kita sebut virus dari wuhan china. Sungguh sangat disayangkan bahwa kenyataannya di Indonesia tingkat kematian akibat virus ini adalah yang paling tinggi di asia tenggara. Kurangnya kesadaran dari masyarakat dan pengetahuan membuat tingkat terjangkit dan tingkat kematian sangat cepat menyebar. Kami yang tinggal di daerah Batam saat ini sangat kesulitan mendapatkan masker dan jika dapat harganya selangit. Ketamakan dan kepanikan mendahuli penyakit ini sehingga masyarakat yang tidak mampu dan yang memerlukannya tidak mendapatkan pertolongan yang semestinya.
Adapun cara penularan virus ini saya bahas disini untuk menjadi kesadaran bagi kita tentang penularan virus Corona, sehingga lebih mudah kita antisipasi.
Apakah pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia) itu?
Pneumonia komunitas (Community
acquired pneumonia/CAP) adalah pneumonia parenkim paru (termasuk dinding
alveolar, yang termasuk dalam interstisial paru-paru dalam arti luas) yang
menular, penularannya terjadi di luar rumah sakit, termasuk pneumonia dari
patogen yang telah dikenal dan muncul dalam masa inkubasi rata-ratanya.
Apa kriteria diagnostik untuk pneumonia komunitas?
Kriteria diagnostik untuk
pneumonia komunitas adalah:
(1) Infeksi terjadi di komunitas.
(2) Manifestasi klinis pneumonia
adalah sebagai berikut:
• Gejala yang timbul berupa
batuk, dahak, peningkatan keparahan penyakit pernafasan yang sudah ada, dengan
atau tanpa dahak purulen (purulent sputum)/sakit dada/dyspnea/ hemoptisis.
• Demam.
• Konsolidasi paru dan/atau
adanya ronki basah (rales).
• Hitung WBC (sel darah putih)
lebih tinggi dari 10×109/L atau lebih rendah dari 4×109/L, dengan atau tanpa
pergeseran kiri inti neutrofil (tanda neutrofil yang belum matang).
(3) Karakteristik hasil
pencitraan. Pemeriksaan radiografi menunjukkan infiltrate yang tidak merata,
konsolidasi lobular/segmental, atau perubahan interstitial dengan atau tanpa
efusi pleura. Jika ada manifestasi di bagian (2) yang positif dan hasil
pencitraan mendukung, diagnosis pneumonia komunitas dapat dibuat setelah
mengesampingkan adanya penyakit yang tidak menular.
Patogen mana yang menyebabkan pneumonia komunitas?
Patogen yang sering menyebabkan
penyakit pernapasan akut, termasuk bakteri, virus, atau kombinasi bakteri dan
virus. Patogen-patogen baru, seperti virus corona baru ini, dapat menyebabkan
epidemi atau pandemi penyakit pernapasan akut. Bakteri adalah penyebab utama
dari pneumonia komunitas. Streptococcus pneumonia adalah salah satu pneumonia
bakteri yang paling umum. Patogen bakteri lain termasuk Mycoplasma, Chlamydia,
Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus; pneumonia
yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa dan Acinetobacter baumannii juga
pernah dilaporkan. Tingkat deteksi virus untuk pasien CAP dewasa di Cina adalah
15% hingga 34,9%, dengan virus influenza, termasuk Haemophilus influenzae, di
posisi teratas. Patogen virus lainnya termasuk virus parainfluenza, rhinovirus,
adenovirus, human metapneumovirus, Respiratory Syncytial Virus, dan corona.
5,8% hingga 65,7% pasien dengan hasil tes virus positif mempunyai koinfeksi
dengan bakteri atau patogen atipikal.
Bagaimana pneumonia komunitas ditularkan?
Secara teoritis, semua patogen
yang menyebabkan pneumonia komunitas memiliki potensi penularan dari manusia ke
manusia. Cara penularan dari sumber infeksi ke populasi yang rentan adalah
penularan percikan (droplet transmission), penularan kontak, dan penularan
melalui udara. Selain dari suhu udara yang dingin, faktor-faktor utama seperti
pergerakan populasi (misalnya, migrasi yang cukup besar selama Festival Musim
Semi di Cina) membuat penyakit infeksi pernapasan lebih mudah terjangkit di
musim dingin. Penularannya terutama melalui percikan cairan yang dihembuskan
oleh pasien atau pembawa virus ketika mereka batuk atau bersin.
Apa faktor risiko penularan untuk pneumonia komunitas?
Musim gugur dan musim dingin
adalah musim yang rawan penyakit virus pernapasan seperti influenza, dan
berbagai infeksi pernapasan lainnya. Inilah yang menyebabkan tahap awal COVID-19 sulit dibedakan dari infeksi
pernapasan atas lainnya. Sumber utama infeksi pada pneumonia komunitas adalah
pasien, keluarga mereka, pengunjung, dan lingkungan tempat tinggal mereka. Penyebaran
dan akibat dari pneumonia komunitas terkait dengan faktor-faktor berikut:
(1) Kondisi lingkungan: polusi
udara, kepadatan di ruang terbatas, kelembaban, kebersihan dalam ruangan,
musim, dan suhu.
(2) Aksesibilitas dan efektivitas
layanan perawatan kesehatan dan tindakan pencegahan infeksi: Aksesibilitas dan
ketersediaan vaksin dan fasilitas perawatan kesehatan, dan kemampuan isolasi.
(3) Faktor pasien: usia,
kebiasaan merokok, penularan, status kekebalan, status gizi, infeksi sebelumnya
atau koinfeksi patogen lain, dan kesehatan secara keseluruhan.
(4) Karakteristik patogen: cara
penularan, infektivitas, virulensi, dan populasi mikroba (ukuran inokulasi).
Bagaimana mencegah penularan pneumonia komunitas?
Mengendalikan sumber infeksi:
Ketika batuk atau bersin, pasien dengan penyakit pernapasan akut harus menutup
hidung dan mulut mereka dengan lengan atau bahan lain (saputangan, handuk
kertas, atau masker) untuk mengurangi penularan percikan. Setelah terpapar
sekret pernapasan, segera bersihkan tangan, dan sering-seringlah mencuci tangan
dalam kehidupan sehari-hari.
Tindakan pencegahan pribadi
sebagai berikut:
(1) Makan makanan yang seimbang,
memastikan nutrisi yang cukup, dan menjaga kesehatan mulut dapat membantu
mencegah infeksi.
(2) Olahraga untuk meningkatkan
imunitas.
(3) Berhenti merokok, membatasi
konsumsi alkohol, dan tetap bersemangat.
(4) Pastikan bahwa ventilasi
dalam ruangan: ventilasi alami dan/atau menggunakan kipas angin agar aliran
udara lebih baik.
(5) Bila ada, lakukan vaksinasi.
Siapa yang rentan terhadap 2019-nCoV?
Novel coronavirus ini baru saja
muncul pada manusia. Oleh karena itu, secara umum, masyarakat rentan terhadap
virus tersebut karena tidak memiliki kekebalan terhadapnya. 2019-nCoV dapat
menginfeksi individu dengan kekebalan normal atau terganggu. Jumlah paparan
terhadap virus itu juga menentukan apakah Anda terinfeksi atau tidak. Jika Anda
terpapar sejumlah besar virus, Anda mungkin jatuh sakit walaupun fungsi kekebalan
tubuh Anda normal. Untuk orang dengan fungsi kekebalan yang buruk, seperti
orang tua, wanita hamil atau orang dengan gangguan hati atau ginjal, penyakit
ini berkembang relatif cepat dan gejalanya lebih parah. Faktor dominan yang
menentukan apakah seseorang terinfeksi atau tidak adalah peluang untuk terpapar
virus tersebut. Jadi, tidak dapat disimpulkan bahwa kekebalan yang lebih baik
akan menurunkan risiko seseorang untuk terinfeksi. Anak-anak memiliki lebih sedikit
kemungkinan terpapar dan dengan demikian kemungkinan terinfeksinya lebih rendah.
Namun, dengan jumlah paparan yang sama, orang lanjut usia, orang dengan penyakit
kronis atau fungsi kekebalan yang terganggu akan lebih mungkin terinfeksi virus
ini.
Apa saja karakteristik epidemiologi COVID-19?
Epidemi COVID-19 kini telah
melalui tiga tahap: wabah lokal, penularan masyarakat, dan tahap tersebar luas
(epidemik). Dinamika penularan: pada tahap awal epidemi ini, masa inkubasi
rata-ratanya adalah 5,2 hari; waktu penggandaan epidemi adalah 7,4 hari, yaitu
jumlah orang yang terinfeksi berlipat dua dalam 7,4 hari; rata-rata interval
kontinunya (rata-rata waktu interval penularan dari satu orang ke orang
lainnya) adalah 7,5 hari; regeneration index (RD) dasarnya diperkirakan 2,2 –
3,8, artinya rata-rata setiap pasien menularkan kepada 2,2 – 3,8 orang lainnya.
Interval rata-rata utama: untuk kasus sedang, interval rata-rata sejak
terjangkit sampai kunjungan pertama ke rumah sakit adalah 5,8 hari, dan sejak
terjangkit sampai dirawat di rumah sakit adalah 12,5 hari; untuk kasus berat
interval rata-rata sejak terjangkit hingga dirawat di rumah sakit adalah 7 hari
dan sejak terjangkit sampai diagnosis adalah 8 hari; untuk kasus fatal,
rata-rata interval sejak terjangkit sampai diagnosis lebih lama (9 hari), dan
sejak terjangkit sampai kematian adalah 9,5 hari. Tahap penularan: epidemi
COVID-19 melalui tiga tahapan:
1) tahap wabah local (kasus-kasus
pada tahap ini kebanyakan terkait dengan paparan pasar seafood);
2) tahap penularan masyarakat
(penularan interpersonal dan terklusternya penularan dalam
masyarakat dan keluarga);
3) tahap tersebar luas
(penyebaran yang cepat, dengan aliran populasi yang luas, sampai ke seluruh
negara Tiongkok dan bahkan seluruh dunia).
Apa saja rute penularan 2019-nCoV?
Saat ini, diyakini bahwa
penularan melalui percikan pernapasan dan kontak adalah rute utamanya, tapi
terdapat risiko penularan fecal-oral. Penularan aerosol, penularan dari ibu ke
anak, dan rute-rute lainnya belum terkonfirmasi.
(1) Penularan percikan
pernapasan: Ini adalah cara utama penularan kontak langsung. Virus ditularkan
melalui percikan-percikan yang muncul saat pasien batuk, bersin, atau bicara,
dan orang-orang yang rentan mungkin terinfeksi setelah menghirup
percikanpercikan tersebut.
(2) Penularan kontak tidak
langsung: Virus ini bisa ditularkan melalui kontak tidak langsung dengan orang
yang terinfeksi. Percikan yang mengandung virus tersimpan di permukaan suatu
benda, yang mungkin disentuh oleh tangan. Virus dari tangan yang terkontaminasi
mungkin terbawa ke saluran mukosa di mulut, hidung, dan mata orang tersebut dan
membuatnya terjangkit.
(3) Virus corona yang masih hidup
terdeteksi dari tinja pasien terkonfirmasi, menandakan adanya kemungkinan
penularan fecal-oral.
(4) Penularan aerosol: Ketika
percikan-percikan bertahan di udara dan kehilangan kandungan air, patogennya
tertinggal dan membentuk inti percikan (yaitu aerosol). Aerosol-aerosol ini dapat
terbang ke lokasi yang jauh, mengakibatkan penularan jarak jauh. Cara penularan
ini disebut penularan aerosol. Belum ada bukti yang menunjukkan virus corona
baru ini dapat ditularkan melalui aerosol.
(5) Penularan dari ibu ke anak:
Anak dari ibu yang terjangkit COVID-19 terkonfirmasi memiliki hasil positif
ketika dilakukan tes usap tenggorokan 30 jam setelah lahir. Ini menandakan
bahwa virus corona baru mungkin bisa menyebabkan infeksi neonatal melalui
penularan ibu ke anak, tapi penelitian dan bukti sains masih diperlukan untuk
mengonfirmasi rute ini.
Apa yang dimaksud dengan penularan percikan?
Percikan secara umum merujuk pada
partikel mengandung air dengan diameter lebih dari 5 µm. Percikan dapat
memasuki permukaan mukosa dalam jarak tertentu (biasanya 1 m). Karena ukuran
dan berat percikan yang relatif besar, percikan tidak dapat tergantung di udara
terlalu lama.
Terbentuknya percikan pernapasan:
(1) Batuk, bersin, atau bicara
(2) Selama prosedur saluran
pernapasan invasif, misalnya tindakan pengisapan atau bronkoskopi, intubasi
trakea, gerakan-gerakan yang menstimulasi batuk termasuk berganti posisi di
tempat tidur atau menepuk-nepuk punggung, dan resusitasi jantung paru, dll. Patogen
yang ditularkan oleh percikan: virus influenza, virus corona SARS, adenovirus,
rhinovirus, mycoplasma, streptococcus kelompok A, dan meningococcus (Neisseria),
dan yang baru-baru ini ditemukan 2019-nCoV.
Apa yang dimaksud dengan penularan melalui udara (airborne)?
Penularan melalui udara
(airborne) juga dikenal sebagai penularan aerosol. Aerosol adalah
partikel-partikel kecil atau percikan yang tergantung di udara yang bisa
ditularkan melalui udara. Secara umum aerosol dianggap diameternya lebih kecil
daripada 5 µm, dan patogen yang dibawa oleh aerosol masih memiliki kemampuan
menularkan setelah beterbangan dalam jarak jauh. Patogen airborne juga dapat
ditularkan lewat kontak langsung. Patogen airborne dikelompokkan menjadi
berikut:
(1) Hanya melalui udara
(airborne): Mycobacterium tubercolosis, Aspergillus
(2) Melalui beberapa rute, tapi
terutama melalui udara (airborne): virus campak, virus varicella-zoster.
(3) Biasanya melalui melalui rute lainnya,
tapi juga dapat ditularkan melalui udara (airborne) hanya pada kondisi-kondisi
tertentu (misalnya intubasi/insisi trakea, tindakan pengisapan jalan napas dan
prosedur-prosedur lain yang menghasilkan aerosol): virus cacar, virus corona
SARS, 2019-nCoV, virus influenza dan norovirus, dll.
Apa yang dimaksud dengan penularan kontak?
Penularan kontak merujuk pada
penularan patogen melalui kontak langsung maupun tidak langsung lewat
benda-benda yang membawa patogen.
(1) Kontak langsung: Patogen
ditularkan melalui kontak langsung mukosa atau kulit dengan pembawa yang terinfeksi.
• Darah atau cairan berdarah
memasuki tubuh melalui membran mukosa atau kulit yang terluka (terutama virus)
• Penularan akibat kontak dengan
sekresi yang mengandung patogen tertentu, biasanya untuk infeksi bakteri,
virus, parasit, dll.
(2) Kontak tidak langsung:
Patogen ditularkan melalui benda atau manusia yang terkontaminasi. Patogen
penyakit menular yang berhubungan dengan pencernaan biasanya ditularkan melalui
kontak tidak langsung.
(3) Patogen-patogen penting
lainnya ditularkan melalui kontak tidak langsung: MRSA (Staphlococcus aureus
yang resisten terhadap benzoxazole/methicillin), VRE (enterococcus yang
resisten terhadap vancomycin), Clostridium difficile.
Apa yang disebut dengan kontak dekat?
Kontak dekat merujuk pada
orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien yang terkonfirmasi atau diduga
terjangkit 2019-nCoV), di dalamnya termasuk situasi-situasi berikut.
(1) Mereka yang tinggal, belajar,
bekerja, atau melakukan kontak dekat bentuk lain dengan pasien.
(2) Personel medis, anggota
keluarga, atau orang lain yang sempat melakukan kontak dekat dengan pasien
tanpa melakukan langkah-langkah perlindungan diri selama mendiagnosis,
mengobati, merawat, dan mengunjungi.
(3) Pasien lain dan orang-orang
yang menemani yang berbagi bangsal sama dengan pasien terjangkit.
(4) Mereka yang berada dalam
kendaraan transportasi atau lift yang sama dengan pasien.
(5) Mereka yang ditentukan
sebagai kontak dekat melalui penyelidikan lapangan.
Mengapa harus dilakukan observasi medis terisolasi terhadap kontak
dekat selama 14 hari?
Saat ini, periode inkubasi
2019-nCoV yang telah diobservasi umumnya adalah 14
Comments
Post a Comment